Kamis

PEMDA, Masyarakat dan Pengusaha Harus bersinergi membangun Pariwisata Nias Selatan

Jakarta, - Fabowosa laia selaku Kepala Dinas kebudayaan dan pariwisata Nias selatan mengungkapkan bahwa “3 pilar penting yang harus bekerjasama dan besinergi untuk membangun sektor pariwisata nias adalah Pemerintah daerah, masyarakat serta para pengusaha”.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nias Selatan (Disbudpar Nisel) dengan masyarakat/ Foto : Nias Online Diberitakan oleh Nias Online, pertemuan yang diagendakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nias Selatan (Disbudpar Nisel) dengan masyarakat di Pantai Lagundri dan Sorake telah dilaksanakan kemarin, Kamis (29/8/2013).

Pertemuan itu dihadiri sekitar 15 orang. Di luar pejabat Disbudpar, peserta di antaranya Plt. Kepala Desa Botohilisorake, Firdolin Wau, Ketua Umum Komunitas Fotografi Budpar Kepulauan Nias Patriot Saro Zagötö, Akila wau, Rahel wau, Kone Zagötö, Sosial Zagötö, Mark Flint, Ina Nelis Zagötö, Justin Bu’ulölö, Meiwati Fanaetu (Anggota DPRD Kab. Nisel) dan Herman Waruwu.

Dia menjelaskan, ada tiga pilar untuk membangun sektor pariwisata di Nisel. Yakni, pemerintah daerah, masyarakat dan pengusaha. “Ketiga pilar itu harus bersinergi untuk membangun dan mengembangkan pariwisata secara terencana dan berkesinambungan,”jelas dia. Dia mengaku, pemerhati pariwisata menyambut baik pertemuan tersebut sebagai awal yang baik dalam membangun sektor pariwisata di Nisel.

Dia juga mengungkapkan, hampir semua peserta pertemuan menganggap bahwa selama ini Pemda Nisel, dalam hal ini Disbudpar, tidak peduli dengan pembangunan pariwisata. “Masyarakat Sorake, khususnya peselancar lokal sangat kecewa dengan pembatalan kontes Surfing pada 2011 yang lalu karena risikonya sangat besar. Yakni, dicoretnya event surfing di Pantai Sorake dari daftar kontes tingkat dunia,” tegas dia.

Dia menjelaskan, para peserta juga menyampaikan sejumlah masukan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata Nisel. Di antaranya, pembangunan infrastruktur jalan menuju objek wisata, parkir, MCK, jalan setapak di pinggir pantai, penerangan jalan, kapal layar pariwisata, sandaran kapal.

Kemudian, Tourism Information Centre (TIC), penyiapan paket atraksi budaya, jaminan keamanan dan kenyamanan wisatawan, penyediaan galeri tempat penjualan souvenir, penyelesaian bandara Silambo, pembenahan objek wisata lain diluar surfing, dan penyediaan kuliner lokal khas Nisel.

“Kesimpulannya, forum komunikasi antara pemda, masyarakat dan pelaku usaha supaya dilakukan secara berkala untuk mendiskusikan hal-hal menyangkut pengembangan pariwisata Nisel. Semua masukan diakomodir dan akan menjadi bahan dalam penyusunan program Disbudpar ke depan,” kata dia.

Khusus terkait penertiban penambangan pasir di kawasan Pantai Hiliamaetaniha, Lagundri dan Sorake, dia minta perhatian Muspida Nisel untuk mencarikan solusinya. Hal itu diperlukan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah lagi.
(Sumber : Nias Online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar